Pengen Curhat: Keluargaku

I don't believe in good friend, best friend, close friend, or whatever. Therefore, I thank anyone who invent this blogging thingy, so gw bisa certain semuanya lewat sini. Gw sadar 100% kalo yang namanya blog itu bisa dibaca semua orang di dunia ini. I am a hundred percent awake and know that a blog, unlike a diary, can be read by everyone. I don't care. Down here, I am going to tell u all the things that I feel like saying, ever since years ago. Siapapun yang baca ini, semua tak terkecuali, Oo, Othio, Sepupu, bahkan bonyok, semua keluarga besar, kalau kalian baca ini, saya dengan hormat terlebih dulu ingin minta maaf kalau2 ada hal2 yang nggak berkenan. Sasa nggak nulis ini karna ingin mem-back up mama atau papa, ato apapun yang nggak2 yang mgkn muncul dalam pikiran kalian. Sasa akan bicara secara tulus, mengaku dengan jujur, bahkan saat ini, saat sasa ngetik ini, sasa yakin bahwa Roh Kudus ada di tempat ini. Sasa nggak mungkin boong ato ngarang2 cerita di hadapanNya, kan?? Saat ini sasa cuma ingin perdamaian, kalau kalian ngerti apa itu perdamaian.

Nenek gw dari bokap (Ema) masuk rumah sakit sejak tanggal 4. Awalnya seh di ICU, tapi skrg uda pindah di kamar biasa. Umur beliau udah 85 tahun, makasih Tuhan buat bonusnya. Ema uda 85 tahun, terus terang, ini sungguh luar biasa. Bahkan ingatannya pun masih sempurna. Omongannya nyambung, nggak pikun, inget semua anak cucunya, bahkan masa lalunya. Tapi lihat, meskipun begitu, beliau di rumah sakit, beliau sangat merindukan untuk bertemu muka dengan Sang Bapa yang dikasihinya. Tapi kenapa saat ini beliau masih terbaring di RS? Alasannya hanya 1. Karna beliau masih punya 1 ganjalan. Anak2nya belum rukun.

Yang namanya orang tua, mana bisa sih diboongin? Tiap kali Ema tanya, gimana si 'K' sama si 'L' uda baek belon? Setiap kali Ema tanya begitu, langsung dipotong sama yang laen. "Udah Ma, udah. Ema tenang aja." Mungkin kalian kira masalah akan beres dengan bilang gitu, namun sayang, dugaan kalian salah. Sebagai seorang ibu, Ema uda pasti ngerti kalo anak2nya ngeboongin dia. Ada tatapan sedih yang gak bisa dibilang berapa dalemnya, namun rasa pedih itu tetep terasa, jauh melebihi perihnya jarum rumah sakit yang menusuk punggung tangannya. Orang tua punya hati nurani. 9 bulan kalian dikandungnya, bertahun2 kalian dididiknya, namun usahanya sia2. Kenapa? Karna percuma orang tua ngajarin anaknya macem2. Anaknya mau jadi profesor keq, mau jadi dokter bedah keq, sehebat apapun profesi anak2nya, kalo nggak rukun mah ga masuk itungan deh.

Usaha Ema buat ngerukunin anak2nya gagal terus. Lihat kan pas Ema manggil mama sama ncim 'L'? Apa yang terjadi? Sidang. Sidang yang ujungnya ga jelas. Sasa udah besar, udah dewasa, udah ngerti ma urusan gini2an. Sasa liat, kalo emang dari kedua belah pihak ada niat baik, emang ada keinginan untuk menyelesaikan semua secara damai, semua masalah uda kelar hari ini juga! Tapi lihat? Ada seorang di antara kalian yang dengan tidak berhikmatnya memilih untuk tinggi hati dan tidak mau ditegur. Dengan tidak bijak ia mengatakan, di hadapan setiap pasang mata yang ada di kamar itu, termasuk sepasang mata yang memandangnya penuh arti, namun terlihat lemah oleh air mata yang mengalir perlahan. Sepasang mata milik Ema.

"Iya, 'B' gak sayang mama. Cuma enso yang sayang mama," kata cek 'B'. Di mana lihatnya? Kontak mata itu penting lo... Koq malah ngomong sama tembok? 'Look at the eyes! If someone talks to you, and he/she avoids eye-contact, what will you think about this person? You will think that he/she is insincere, or he/she is afraid to talk to you. Perhaps he/she did something wrong to you in the past. But if you talk sincerely to someone, look at the eyes! Eye contact shows who you truly are," begitu kata dosen mata kuliah komunikasi di kampus.

"Iya, 'B' gak sayang mama. Cuma enso yang sayang mama," ... Apa sih maksud dari kalimat itu?

Sasa mencerna setiap kata demi kata. Artinya... cek 'B' itu emang gak mao damai. Sedih bener sih?? Heheh, belon denger berita yang lebih sedih lagi. Gimana kalo kata2 tersebut diucapkan oleh seorang pendeta, yang seharusnya mengucapkan kata2 damai sejahtera? Oke, balik ke pokok permasalahan. Bener kan? Gak mo damai kan? Orang dibilangin aja reaksinya gitu. Baru ditegur sama kakak sendiri, belon sama orang laen. Ato... lebih nikmat kalo ditegur sendiri sama Tuhan kali ya?

Masalah keluarga ini melibatkan mama. Ohh, semua orang juga tau itu. Masalah dari zaman bahala. Dari sebelum sasa ke singapur. Dari sasa baru masuk SMP. Udah saatnya saat ini diperdamaikan. Sasa menilai sendiri tadi. Orang yang punya etiket baik akan dengan rendah hati minta maaf kalo ada salah, dan pihak yang satunya juga harus dengan kerendahan hati memaafkan. Mama dari dulu nanyain, salah gue apa?? Tapi misteri tetaplah misteri. Mesti diapain seh biar beres? Sewa detektif Conan kali yeh??

Tante-tanteku yang saya cintai, tanpa mengurangi rasa hormat, saya minta tolong pada kalian untuk membuka mata dan melihat kebenaran. Arahkan pandangan kalian pada sosok yang benar. Yesus Kristus. Perhatikan setiap ajaran-ajaranNya. Lihat kenyataan. Jangan dibutakan oleh si iblis. Oh iya. Percuma suruh lihat juga. Apapun yang kalian lihat sekarang kan samar2. Atau... mungkin gelap gulita ya?

Kalau dipikir2, emang pada seneng ya terus2an gini? Idih.. Sasa sendiri mah cape kaleee.. Malu pula! Tau nggak seh, masalah ini tuh uda jadi rahasia umum di greja. Plis dong ah! Hari gene masi gengsi2an...

Stop stop stop! Pasti uda pada panas semua. Kalian tahu nggak, kalau Tuhan tuh masi sayang banget sama kalian? Buktinya?? Mati di kayu salib, okeh. Apalagi?? Tuhan uda mengirim hambaNya untuk menegurmu. Kalau kalian nggak nganggap papa sebagai hamba Tuhan, itu urusan kalian. Tapi ingat, papa dulu uda pernah ditahbiskan jadi pendeta. Diurapi dengan minyak, diberikan kepercayaan untuk menggembalakan domba2Nya. Jangan main2 sama yang namanya hamba Tuhan. Kenapa? Karna hamba Tuhan adalah manusia2 yang akan dibela oleh Tuhan sendiri. Allah itu setia dan adil. Iya, hamba Tuhan di sini ini termasuk cek 'B' juga.

Ada banyak kesaksian mengerikan yang kalo diceritakan satu per satu akan membuat bulu kuduk berdiri. Pdt. Suparman di GKP Yerusalem cabang Solo, dikata2in sama salah satu dari jemaatnya. Pak Parman mah nyantai aja, biar Tuhan yang bela. Apa yang terjadi terhadap jemaat itu? Motornya kecelakaan, dan dia mati mendadak. Masih banyak cerita2 serupa, nggak mungkin dong diceritain di blog ini... ntar jadi forum kesaksian deh!

Jadi, hati-hatilah terhadap hamba Allah. Kalian udah berkali-kali ditegur sama Tuhan, masa nggak nyadar seh? Apa perlu disentil sendiri sama Tuhan?? Raja Daud berdosa. Dia berzinah. Nggak cuma itu, dia ikut andil dalam kematian Uria, suami wanita yang dizinahinya. Tuhan sedih nggak saat itu? Ohh sedih banget! Namun Tuhan mengasihi Daud, makanya dia kirimkan nabi Natan. Inget nggak seh cerita sekolah minggu? Begitu Daud ditegur sama nabi Natan, dia bertobat. Dia mengakui segala kesalahannya dan berpuasa. Sekali lagi, Tuhan itu setia dan adil. Seperti Bapa sayang anakNya, Daud nggak lepas dari hukuman. Dia dihukum karna udah melakukan dosa. Anak pertama yang dilahirkan oleh Batsyeba mati. Tapi jangan fokus ke hukuman. Lihat kehidupan Daud setelah itu? Dia makmur, hidup melimpah, diberkati, bahkan Tuhan sendiri nggak segan2 bilang kalo Daud itu adalah the man after His own heart. Daud jadi role-model raja2 Israel setelahnya, yang takut akan Tuhan. Begitu kita mengaku dosa, Tuhan membuang jauh2 dosa kita itu sejauh timur dari barat. Dan nggak pernah Dia ungkit2 lagi kesalahan kita di masa lalu. Hanya ada satu jenis dosa yang nggak bisa terampuni, meski Tuhan Yesus udah mati di kayu salib. Apa itu? Dosa yang jika pelanggarnya nggak mengakui segala perbuatannya.

Tentang Felis.

Kasus 1.

Ema manggil felis di rumah sakit. "Lis, lu nggak kenal sama si sasa?" tanya Ema.

"Kenal koq," jawab felis.

"Tanya donk kapan dia pulang ke singapur!" lanjut Ema.

Felis diem aja, nggak ngomong apa2. Gue? Ya diem juga. Abis, mo ngomong apa? Masa gue langsung nyela orang lagi ngomong berdua? Ema terus ngedesek, supaya felis ngomong sama gue. Langsung Oo 'L' nyela, "masa cuma gitu mesti dipaksa sih ma?" Felis terus ngomong, "udah nanya, Ema, pas dulu lagi makan2. Ema lupa ya?"

Rasanya pengeeeeeennn banget gue buka mulut gue saat itu juga. Makan2? Kapan Lis? Rasanya dulu makan2 keluarga besar cuma 2x. Pas makan2 bareng Kukong Kim Ceng di sari kuring, gue duduk di depan orang2 Beijing itu. Gue nggak duduk bareng anak2 soalnya gue mo latihan ngomong bahasa mandarin. Kedua, di rumah gue. Itu juga loe nggak dateng, Lis... Tapi ya gue urungin niat itu. Kenapa? Ntar disangka malah sasa sama aja kayak mamanya, cari ribut doang kerjaannya. Padahal mah ya, apa seh salahnya nanya kapan gue balik singapur lagi? Dengan senang hati gue akan jawab. Betul! Tapi kenapa felis nggak mau? Mungkin gue barang haram kali ye bagi die.. sampe tega boongin Ema, asal dia nggak ngomong sama sasa.

Kasus 2.

"Gue liat si sasa juga aneh. Nggak pernah sekalipun gue liat dia ngomong sama si felis," kata Oo 'B'.

Maaf tante2, om2, ibu2, bapak2, bukannya sasa nggak mau ngomong sama felis. Felis itu sepupu sasa! Buat apa juga marahan sama sepupu?? Sasa dengan senang hati mau berbicara, ngobrol, becanda, sama felis. Sasa inget masa2 dulu waktu masi kecil di Kampung Jawa, sasa bareng felis, bareng dina, bareng ci nia, maen karet, maen bekel, main polly pocket, main barbie, bahkan maen sepak bola bareng. Nggak cuma itu, kita mandi bareng hampir tiap minggu!! Kenapa sasa mesti marah sama felis? Sasa bilang dengan jujur sejujur2nya. Setiap kali sasa senyum sama felis, dia pura2 nggak liat. Setiap kali sasa ngomong sama dia, dia pura2 nggak denger. Niat sasa tulus. Terus terang, sasa nggak pernah bisa musuhan, apalagi sama sodara sendiri. Lagian, kenapa di sini yang jadi tersangka itu sasa? Dan juga, kalo emang Oo 'B' heran knapa sasa nggak ngomong ma si felis, kenapa nggak tanya sama sasa sendiri? kenapa dengan cepatnya menarik kesimpulan kalo sasa nggak mao berbaur sama si felis?? Dari dulu sasa diajar untuk mengasihi, dari mana? Dari sekolah minggu! Siapa guru sekolah minggunya?? Kalian2, tante...

Tentang mama.

Oo 'Bw' ngomong pas sidang, "Udah cukup! Gue kenal keluarga Beng2, gue juga kenal kluarga koko sama enso. Yang gue tau mah kalo keluarga beng2, kalo elu suruh mereka nungging, beng2 sama lora bakal nungging. Tapi kalo keluarga enso, si enso koan suruh koko nungging, koko yang akan nungging."

Terus terang ya, selama ini sasa selalu nganggep oo bw tu tulus sama keluarga kami. Tapi, gue sendiri mpe ngga percaya kalo kata2 itu keluar dari mulut oo bw. Koq mau ya, diperalat iblis?? Gini loh, kalo oo kenal keluarga kami, tentu oo ngga akan bilang gitu. Kenapa ambil kesimpulan dengan tidak bijaknya seh? Kenapa nggak tanya sasa, yang udah bertaon2 tinggal sama papa mama??? Setau sasa, mama bukan tipe orang yang demen nginjek2 suami. Mungkin kalian mikir, mama dulu anak orang kaya, jadi sekarang seenaknya ngatur2 papa. Dikira papa mata duitan ya, mau diinjek2 mama karna pengen nikmatin kekayaan mama?? Duit, mereka bedua selalu berbagi!! Duit mama tuh duit papa. Duit papa tuh duit mama. Kedua, kalo bukan soal duit, mungkin yang lainnya. Tapi sasa sebagai anak yang boleh dibilang cukup dewasa dan tau membeda2an mana yang benar dan mana yang salah, mengerti betul mama bukan tipe orang yang kayak gitu! Mama selalu bilang papa adalah kepala keluarga. Papa adalah IMAM di keluarga ini. Keputusan semua papa yang ambil. Sasa sekolah di singapur, itu juga papa yang nyuruh. Cici masuk SMEA, itu papa yang ambil keputusan. Mau tau nggak, mama ngatur papa apaan? Mama cuma ngatur rambut papa biar nggak berantakan kalo mau pergi. Mama cuma ngatur baju papa kalo ada yang lecek. Mama beliin bantal baru buat papa biar tidurnya lebih enak. Mama ngatur makanan papa. Apakah itu yang namanya nyuruh nungging? Mama sama sekali TIDAK PERNAH mencampuri urusan kerja papa. Kalopun mama marahin papa, itu juga karna papa udah terlalu sering dipanggil2 makan tapi nggak makan2 juga, terlalu asyik di komputer. Ato kalo pergi lupa bawa hp, jadi susah kalo mo dihubungin. Sasa mengerti betul kalo keluarga yang sehat itu bukan istri yang atur2 suami. Kalo sasa tau keluarga sasa begitu, sasa pasti ngga akan betah tinggal bareng! Sasa pasti akan tegur mama.

Keluarga besar juga keluarga sasa. Sasa mengasihi keluarga. Bagi sasa, yang namanya keluarga, kalo sampe sampe hampir sepersepuluh abad lamanya diem2an, itu ABNORMAL! Apalagi kita menyandang predikat keluarga pendeta. Nggak malu tuh? Jadi anak pendeta itu berat. Terus terang, berat. Kenapa? Soalnya kita punya tanggung jawab lebih untuk jadi teladan buat orang2, terutama bagi jemaat. Tapi yang ada di pikiran orang2 bakal gini, "kayak gitu tuh anak pendeta...". Ato kalian nggak pernah berpikir ke situ? Yang ada di pikiran kalian cuma 'ooh, bokap gue kan dulu gembala sidang. Bokap gue punya kuasa di sini. Bokap guelah pemimpin tertinggi di gereja ini. Semua hal yang terjadi harus dengan sepengetahuan bokap gue. Kalo gitu.. otomatis derajat gue juga naik donk?? Gue kan anaknya gembala sidang?? Kalo gitu.. bisa donk gue ngatur2 gereja.." Dulu Sasa pernah berpikiran kayak gitu. Tapi sekarang, setelah lama diajar, Sasa bisa bertumbuh, dan pengetahuan sasa boleh bertambah, dan otomatis sasa jadi pribadi yang berkarakter. Sasa kasih tau, yang namanya gereja itu, tidak ada hubungan keluarga. Sasa menyadari satu hal. Di rumah, Pak Jonathan adalah papa sasa. Rumah ini milik papa, tapi milik sasa juga. Apa yang menjadi milik papa di rumah ini, sasa boleh pakai. Kenapa? Karna sasa anak papa. Tapi di gereja, lain lagi ceritanya. Gereja itu RuMaH TuHaN. Apa yang ada di dalamnya, semua milik Tuhan. Papa nggak mempunyai apa2 di sana. Papa hanya ditunjuk sama Tuhan sebagai hamba, untuk mengatur segala aktivitas yang ada. Ibarat majikan sama bawahan, begitulah gereja. Tuhan adalah majikan. Segala hal yang ada di gereja itu milik Tuhan. Papa hanya ditunjuk oleh karna anugerah. Sasa, anak papa, tidak ada hubungan anak-bapa lagi dalam gereja. Status sasa dalam gereja bukanlah anak gembala sidang, tapi pelayan Tuhan. Hamba. Bersyukur sasa boleh dipakai Tuhan untuk melayani, hingga sasa layak dipanggil hamba. Segala aturan2 yang papa putuskan, sasa nggak punya hak untuk ngelarang, minta keringanan, ato apalah. Doa pelayan Tuhan datang, kebaktian datang. Apapun syarat2 untuk melayani Tuhan di gereja itu sasa penuhi, itu namanya komitmen. Bukan terhadap gereja, bukan terhadap papa, tapi terhadap Tuhan sendiri. Kalau kita emang rindu melayani, berkorbanlah sedikit buat ikut doa pelayan Tuhan. Hormati Tuhan dengan menghormati hambaNya. Kan gitu?

Kedua, Tuhan, selain berperan sebagai tuan, Dia juga berperan sebagai Bapa. Rumah Tuhan itu rumah kita juga, milik bersama. Makanya kalo ada sampah berserakan, lantai kotor, bangku berantakan, ayo kita beresin. Ah, beresin gituan kan kerjaannya Pak Matius. Dia kan digaji sama gereja! Lalu kenapa kalau dia digaji gereja? Kita melayani Tuhan. Apa kurang cukup berkat yang udah Tuhan kasih?

Ketiga. Soal pelayanan. BANYAK HAL BISA KITA KERJAKAN UNTUK MELAYANI! BUKAN CUMA DI MIMBAR, TAPI DI WC JUGA BISA!!! Tuhan nggak melihat seberapa hebat kita dipandang manusia. Tuhan melihat ketulusan hati kita. Ada seorang pendeta yang dipakai Tuhan luar biasa. Tiap kali dia khotbah, ribuan orang datang. Ribuan orang merasa terberkati, nggak sedikit orang sakit disembuhkan, nggak sedikit orang kepenuhan Roh Kudus dan jatuh. Pokoknya, dia adalah pendeta yang sukses di kalangan orang2. Wah kalo pendeta itu yang khotbah, pokoknya dahsyat deh!! Pendeta itu jadi sombong. Dia pikir itu semua karna dia hebat. Dia nggak tahu setiap kali dia berkhotbah, ada pendoa2 setia yang setiap hari mendoakannya. Suatu saat, pendeta dan pendoa itu dipanggil Tuhan. Pendeta itu rumahnya kecil mungil, tapi si pendoa rumahnya megah dan besar kayak istana. Kontan sang pendeta komplen donk... Tuhan! Knapa rumah Pak Markus lebih gede dari rumah saya? Pak Markus kan nggak ngapa2in Tuhan! Lihat donk saya udah memuliakan Tuhan di hadapan orang banyak! Banyak orang bertobat lho Tuhan! Dengan santai Tuhan bilang, "Pak Markuslah yang menopangmu dalam doa. Dia melayani dengan hati yang tulus tanpa ada keinginan untuk diliat orang. Dia setiap hari mengumpulkan sedikit demi sedikit harta di surga."

Ci Biena, istri Youth Pastor di gereja Sasa di Singapur bilang, mimbar itu harus kudus! Mimbar adalah tempat di mana kita mempersembahkan korban kepada Tuhan. Jangan membawa api asing karna hukumannya adalah mati.

Tuhan berkenan sama orang2 yang tulus. Bukan orang munafik. Kita berantem bukan karna pelayanan, tapi karna kesombongan. Kenapa orang sombong susah masuk surga? Karna dia nggak mau ngaku kalo dia sombong. Masih banyak yang ingin sasa sampaikan. Saking banyaknya sampe sasa sendiri males ngetiknya. Satu hal yang sasa mau tekankan, Sasa mengasihi keluarga besar. Termasuk felis. Termasuk Dina. Lis, Din, lu mo belaga cuek mah terserah lu. Gue tetep nyebut elo sebagai sodara gue.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

0 comments: