Aku Bersyukur

Mungkin temen-temen gw mempertanyakan, kenapa sih gw memutuskan untuk sekolah lagi? Di Indonesia, bahkan! Itu kayak downgrade banget gak seh? Plis deh. Lu uda cape-cape kuliah di SMU, mahal pula. Ngapain lu kuliah lagi?


Dulu gw juga mempertanyakan itu. Dulu bahkan gw sempet malu untuk menyatakan bahwa gw sekarang kuliah lagi. Tapi sekarang, orang-orang yang menghakimi gw karena pilihan gw mungkin bisa dibilang adalah orang-orang yang cukup picik untuk melihat dari sisi lain.

Gw bersyukur gw kuliah. Kenapa? Karena network gw sekarang jauh lebih powerful dibanding dulu.

Dulu gw kira gw hebat, bisa kuliah di SMU dan sebagainya. Padahal segala sesuatu nggak pernah dinilai dari meritocracy. Semua ngomongin kinerja, performa, tapi sebenernya yang mengangkat jabatan lu itu adalah politik, dan tentu saja, sikap. Dan gw mempelajari semua itu di sini. Setelah lulus dari SMU, apa yang gw pelajari? Gak ada. Apa yang bisa gw banggakan di resume? Hanya nama baik universitas gw. Apa yang gw bawa? Kesombongan gw.

Mungkin ilmu yang gw terima di PPM dari segi akademis emang gak ada apa-apanya, karena kita semua tau, ilmu itu hanya sekedar kemampuan teknis yang bisa dipelajari siapa saja jika ingin. Namun hal berharga yang gw gak sanggup tukarkan dengan uang adalah koneksi gw: kepada siapa gw bergaul. Banyak orang-orang hebat di sini yang gak pernah gw bayangin bakal jadi temen gw, dan gw gak pernah bayangin kalo gw bakal masuk dalam circle of friends orang-orang hebat seperti ini. Direktur, anak orang kaya sekaya-kayanya (dulu waktu gue kuliah di SMU, bisa jadi temen si Cindy Karim aja bangganya minta ampun). Tapi ini kayak, orang-orang yang berpotensi jadi politisi pun ada di circle of friends gw.

Terus gw juga belajar dari temen-temen gw yang lain cara berinteraksi dengan sesama. Ok. Mungkin kalian anggap ini awkward, tapi gw dulu bener-bener parah dalam hal membuka pembicaraan dengan orang yang tidak gw kenal. Sekarang gw mampu bicara dengan dosen, dengan resepsionis, dengan satpam, dengan pihak luar, tanpa halangan. Kenapa? Karena temen-temen gw semua udah terbiasa melakukan itu, otomatis gw juga jadi ikut terbiasa. Waktu di SMU? Ikut networking event aja udah canggungnya minta ampun.

Okay, networks, i got it. What else?

Faula.

Dia lelaki yang mewarnai hidup gw sekarang dan sangat sangat gw cintai, dan gw sangat menghargai dia. Dia ngajarin gw banyak banget hal yang sebelumnya gw gak dapet waktu di Singapur. Dia yang membuka wawasan gw, dia yang membuat gw menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Sekarang gw lebih bisa berempati terhadap orang lain, lebih ramah, lebih menghargai orang lain dan gak terlalu cepat menghakimi, karena gw melihat dia sebagai contoh yang nyata. Dulu gw sempet ngedumel. Koq dia begini amat sama gw? Tapi meskipun kelihatannya dia gak anggep gw sebagai pacarnya, gw tau kalo di balik semua itu dia juga sangat sayang sama gw.

Jadi intinya, gw bahagia dengan hidup gw sekarang. Gw kuliah S2 dan IPK gw sekarang 3.80. Tentu saja gw dapet confidence boost karena gw gak ngerasa goblok, seperti waktu gw di kuliah SMU dulu, yang lulus tanpa menginginkan apapun dari ijazah IS gw saking bencinya gw dengan sistem komputer dan segala bahasa-bahasa program yang menyakitkan mata dan pikiran. Sekarang, gw tau kalo gw punya bargaining power yang cukup tinggi, dan gw bisa mulai berangan-angan untuk kerja di perusahaan-perusahaan asing dengan gaji yang lumayan. Mungkin kalo gw teruskan untuk ngotot cari kerja di Singapur dengan mengandalkan ijazah SMU gw, rasanya agak susah untuk bisa mendapatkan pekerjaan di sana. Palingan gw akan kerja di perusahaan consulting kecil-kecilan dengan gaji pas-pasan untuk diinvestasikan. Bagi gw, itu bukan pekerjaan yang layak. Gw mau kerja di perusahaan besar dan stabil dan gw mau duduk di bangku manajerial. Doakan gw, amin.

Jadi, gw bersyukur. Untuk temen-temen gw di Singapur yang mencibir: gak apa-apa. Gw emang punya kriteria kehidupan yang mungkin gak lazim untuk kalian, dan mungkin gw harus melalui langkah-langkah ekstra untuk bisa menggapai apa yang mungkin sudah kalian gapai. Tapi gw gak sehebat kalian untuk mencapai itu langsung setelah gw lulus S1. Gw akui gw masih belum punya rasa percaya diri yang cukup setelah gw lulus dari universitas kita yang memang cukup bergengsi itu. Jadi biarkanlah gw belajar biar gw bisa menjadi "orang", namun yang terpenting orang hebat yang rendah hati dan dihargai.... Yang penting kan gue bahagia.... Ya kan?

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Temen cukup deket gue baru pulang dari Eropa (anggaplah si A) dan dia kasi oleh-oleh lip smacker ke gw dan ke temen cukup deket gw yang 1 lagi (anggaplah si B).

A: gimana? uda coba belum? Gw suka loh manis-manis gitu
B: UDAH!!! MANIS!!! terusss (tiba2 cekikikan).....
A: Gw tau! gw tau!!!
B: iya iya pacar gw pas nyium gw terus kayak, "KOQ MANISSS!!??" (cekikikan lagi)
A: hahahaha... (dan pandangan beralih ke gw) kalo lu gmn??? Si itu udah nyoba belum? (sambil ngelirik ke pacar gw)
Gw: GUE DICIUM AJA KAGAAKKK!!!!????

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Hurt. Again.

Gw hampir lupa gimana rasanya sakit hati, sampai hari ini.

I read your messages to her, and that shattered my heart.
Maybe you were just joking.
Maybe she was one of your best friends.
Maybe you didn't mean it.
But it hurts.

In that conversation you didn't seem to regard me at all.
Like I was nothing.
You ignored my feelings, my status, my existence.

Maybe I over-think things.
But however you judge me, I am already hurt.
I wish I hadn't fallen so deeply into this pitch you and I once created.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

I miss the old us

So I have been attached a few months ago and my life has been really wonderful because he has everything a girl like me would ask for.


It's been just two months since we've been a couple. We were so in love and hungry for each other's attention. He used to text me good morning and good night every single day, and in between that, there were tonnes and tonnes of messages, cheesy as they were, but nonetheless cute and lovely.

But things changed. Our conversations keep getting shorter and shorter, and it seems like we ran out of things to talk about. Texts from you were merely just "good morning" and "good night", and nothing else in between. Not even the word "sweetheart" comes after each good morning text. Yes we meet each other everyday because of our work duties but even then we don't talk to each other that much. You used to come over to where I sit and give me a hug. Or maybe if a hug was too much, at least you used to touch my shoulder, letting me know that you wanted me. Now you don't do that anymore. You don't even look at me the way you used to look at me. You used to be so excited and eager, but now, such look on your eyes doesn't exist anymore. Everything between us is dull. No more tight hugs, no more sweet long kisses and cuddles.

What happened to us? I miss the spark between us, the sincerity. I want us to feel the love and excitement that we felt before. Maybe there are things that I said which upset you. I am truly sorry for that and I want to let you know that each day I am learning. It's been just two months and things started to get really boring. Please get back to where we were. Please.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments